Rona Jingga
Kembali menemukan sebuah catatan yang terkubur dalam sebuah kotak pesan setahun yang lalu. Masih kah berarti untuk objek yang sama? Atau berarti untuk objek yang berbeda?


berbicara tentang cinta, sama halnya ketika kita bicara tentang sakit
tidak pernah ada batasnya
bahkan kebanyakan selalu saja tentang pembenaran
"diambil hikmahnya"

karena kata atau pun kalimat adalah penggambaran tentang realita
yang kadang artinya terlalu sempit untuk menggambarkan kenyataan yang begitu luasnya
belum lagi...
ada masalah salah pengartian dalam penyampaiannya

kadang semua itu terjadi dari hal kecil
ketika sakit itu adalah anugrah semua orrang menjadi bingung
ketika cinta disebut masalah
semua orang pun mencibirkan mulut
tanda tidak setuju
"cinta harusnya indah"
sementara semua sepakat ketika menyebut indah
berarti sesuatu yang enak, dipandang didengar dirasakan
atau bahkan dilakukan

tapi pernah kah terpikir sesuatu yang bau sekalipun
jelek, dan tidak pernah terasa indahnya
adalah sebuah keindahan?
keindahan akan kenyataan yang jujur
bagi orang kebanyakan itu tidak lah mungkin gampang diterima

dan bagi orang yang berdalih bukan orang kebanyakan
"itu adalah jalan utk mengerti banyak orang"
dan secara tidak langsung mengakui dirinya
sebagai sesuatu yg spesial

extra ordinary.....

ketika seseorang bisa membuat sesuatu yang biasa
terasa menjadi luar biasa
itu adalah hal biasa buat Nya
karena semua hal itu luar biasa
bila semua nya luar biasa
akan menjadi biasa

jadi ketika sakit berlebih
bisa berubah menjadi sesuatu yang membahagiakan
bahkan banyak orang berusaha utk menyakiti dirinya untuk
dapat merasakan itu
bahkan rela mati
untuk sesuatu yang tidak jelas sekalipun
demi sebuah kebahagiaan
meskipun sakit
dalihnya..."itulah pengorbanan"

meskipun dalam cinta tidak pernah ada yg namanya pengorbanan
karena semua dilakukan dengan ikhlas, ridho...
tanpa paksaan dan dalam keadaan sadar
bahwa dirinya melakukan itu
meskipun sakit
adalah untuk membahagiakan
sesuatu atau seseorang
yang dia cintai

dan banyak orang mengatakan itu adalah hal bodoh
apalagi
ketika hasilnya
adalah
"tetap sendiri"
tapi pernahkah kau tahu
bagaimana perasaan orang yang benar-benar mencintai
mereka bilang
"meskipun sisi manusianya tetap berbicara
yaitu perih
hatinya berkembang menjadi lebih luas
pengertian, wawasan dan pengalamannya
yang terekam dalam memory hati
yang tidak pernah bisa dihapuskan
bahkan tanpa kecuali oleh Sang Punya..
Yang Maha Bisa Membolak-balikan hati......"

tetapi bukan menghapus kan memori....

dan mereka bilang.....
"aku lakukan untuk hidup Nya dalam hatiku
untuk diri Nya dalam jiwaku
kupertaruhkan semuanya yang sebenarnya bukan miliku
semata-,ata hanya untuk mengenal lebih dekat lagi diri Nya
melalui diriku sendiri"

dan kau yang kucintai.....

untuk lelaki ku.....
terlalu sempit bila ku mencintai mu karena kau tampan
terlalu picik bila ku berpikiran mencintai mu karena kau pintar
terlalu dangkal bila ku mencintai mu karena hartamu
terlalu hebat bila ku mencintaimu karena ihklas....

aku mencintaimu dengan sederhana....
dengan alasan yg tidak perlu lagi dijelaskan
antara perbedaan yang mencolok dan persamaan yang samar..
aku mencintai mu apa adanya....
dari Nya...
dan aku menjalani dengan bahagia
melalui semua permasalahan setiap detik nya, setiap harinya, setiap minggu bulan dan tahunnya..
tidak ada alasan utk mencari hikmah dibalik pertemuan kita
tidak dicari pula pembenaran akan apa yang telah, sedang dan akan terjadi
biarkan semua mengalir jujur
meskipun itu tersendat karena perbedaan bahasa
"perbedaan mencolok dan persamaan yang tersamarkan"

aku mencintai mu dengan sederhana
tidak melihat kau siapa, bagaimana dan dari mana
bukan karena aku menginginkan hal yang sama
kau lakukan untuk ku
karena bila begitu, itu namanya pamrih
lakukan lah sesuai kemampuan mu untuk menyayangiku....

dan kita belajar dari persatuan kita berdua....
antara dua dunia, dan dua kerajaan
yang tanpa Raja dan Ratu....

dan aku mencintai mu dengan sederhana.....
bukan karena kau tampan, pintar dan kaya...
atau pun jelek, miskin dan bodoh...
atau apa pun bentuknya

tapi karena kau laki-laki dan aku wanita...
ditakdirkan untuk bersatu dalam bentuk persatuan yang telah ditentukan sebelumnya
atas kehendak Nya....

saling mengisi dan menjaga..
memenuhi ruang yang sama-sama kosong
oleh kasih dan sayang
antara lelakinya dan perempuannya...

antara dua cinta....

Sekarang mungkin saya paham, jika kita mencintai seseorang dengan sebuah atau berbagai macam alasan, kita juga memiliki sebuah atau berbagai macam alasan untuk meninggalkannya.
Rona Jingga
Kembali membuka catatan-catatan yang mungkin pernah terlewat, dan menemukan sebuah catatan yang pernah diberikan oleh Mentari kepada Jingga, beberapa bulan yang lalu....

Aku adalah sunshine

Dia adalah moonlight

Aku ada dari pagi hingga petang

Dia datang saat malam bermula hingga pagi menjelang

Cahaya mentari hanya untuk mereka yang menyukai terang

Yang ingin jelas melihat

Cahaya bulan untuk mereka yang menyukai kesejukan

Meski samar….

Inilah saat engkau usai melewati hari

berjalan diiringi sinar mentari

Dari pagi sampai petang

Dari terbit hingga tenggelam

Cahaya mentari ada dari pagi hingga petang

Cahaya bulan ada saat malam bermula hingga pagi menjelang, dan

Rona jingga berada diantaranya

Saat pergantian siang dan malam

Tiba-tiba sinar rembulan datang menyapa malam

Rona jingga adalah keindahan

Ia lebih menyukai cahaya rembulan dan mencintai malam

Dalam sekejap ia pun begitu takjub

Hingga abailah segala kebenaran

Bahkan ia lupa dengan cahaya mentari

Sirna sudah janji untuk menanti sampai genap dua puluh kali bumi mengelilingi matahari

Bahkan belum genap seperlinma massa itu semua telah luruh

Pupus sudah ikrar untuk setia menemani

Cinta telah lenyap, sayang telah hilang dan suka pun pupus

Semua akibat salah sinar mentari

Yang kepayahan terbakar dirinya sendiri

Meski rona jingga tak tahu itu terjadi

Sesal memang tak pernah di awal

Rona jingga tak mau pulang

Ia enggan kembali menjalani siang

Meski cahaya mentari menawari naungan awan

Kata maaf tak berguna

Janji pun sia-sia belaka

Semuanya sudah terlambat

Rembulan memang tak miliki sinar

Namun ia mampu memberikan kesejukan

meski sejatinya adalah sinar matahari yang terpantulkan

Tapi mentari mati di malam hari

Sedikit wanita menyukai siang

Karena terik begitu menyengat

Padahal sinar mentari kadang hangat

Tapi kadang hangatnya tak membekas

Dan, jingga yang merona itu pun terlihat begitu indah

Tapi bagi Rona jingga kebenaran adalah perasaan, dan

Perasaan adalah kebenaran

Maka ia pun selalu mengikuti kemana pun arus perasaannya mengalir

Aku akan menjadi sinar mentari yang hangat, dan

Lebih menyejukkan dari sinar rembulan

Aku adalah sinar mentari

Tapi suatu saat nanti aku akan menjadi sinar mentari dan sinar rembulan

Aku akan ada baik pada waktu siang maupun malam


____Kusempurnakan dalam rasa sakit dan kehilangan____

Rona Jingga
Beberapa malam belakangan ini rona Jingga tidak seperti biasanya. Tampaknya ia sedang dibakar cemburu.  Kalau kebanyakan wanita cemburu pada wanita lain yang lebih cantik dan seksi dari dirinya, tidak begitu dengan Jingga. Dia hanya sedang dibakar cemburu oleh kehadiran seorang wanita yang menurutnya cerdas, kritis dan berisi. Nila, perempuan yang hadir setelah kepergian Jingga. Nila hadir tanpa ada warna lain terlebih dahulu. Dia datang begitu saja setelah Jingga tiada.

Dari pengamatan Jingga, Nila cukup menyilaukan. Tulisan-tulisannya, pemikirannya, bagaimana dia memilih bahasa. Yah, semua itu sudah tentu membuat Jingga terbakar cemburu. Tapi, karena Jingga wanita begitu juga dengan Nila, Jingga tau Nila tetap tak bisa mengedepankan logika dari perasaannya. Nila boleh mengkritisi banyak hal. Nila bisa saja bermain laku dengan banyak teori. Nila sering kali menyelam dan berenang-renang dalam pikirannya yang liar. Menari dalam setiap retan waktu sunyi di antara kegaduhan sekitarnya. Tapi tidak jika dihadapkan dengan hati. Nila harus berhati-hati dengan hati, karena di dalam hati ada hati.

Nila, dengan usianya yang lebih muda dari Jingga, telah mencapai proses pemikiran yang lebih matang. Mungkin karena Jingga tidak seproduktif Nila dalam menulis. Atau mungkin ada yang telah Nila capai dari salah satu impian Jingga. Jingga tau, Nila tidak berusaha mencuri hati siapapun. Jingga juga tau tak mudah untuk Nila menggantikan peran Jingga. Tapi Jingga paham benar, bahwa Nila adalah seorang wanita luar biasa yang bisa saja mendapatkan peran yang lebih istimewa dari Jingga.

Bukan Jingga kalau dia tidak damai dalam cemburu. Jingga hari ini memang sedang panas terbakar. Jingga saat ini memang resah oleh gelisah. Tapi Jingga sudah banyak belajar tentang bagaimana berkompromi dengan rasa cemburu.  Apalagi cemburu pada Nila. Jingga bukan sedang tidak mempertahankan cintanya, Jingga bukan sedang pasrah dan menyerah mengaku bahwa ia telah kalah. Karena Jingga tau dan percaya, bahwa tak ada yang terkurangi dan terbagi dengan kehadiran Nila. Jingga percaya, dirinya dan Nila memiliki tempat berbeda. Keadilan adalah urusan dia dengan Tuhan-nya. Yang Jingga tau, ia ingin mencapai salah satu cara untuk masuk Surga.

Selamat datang Nila..